Cerpen Liburan Sekolah di Rumah Teman

Cerpen Liburan Sekolah di Rumah Teman
Cerpen Liburan Sekolah di Rumah Teman


Hari ini merupakan hari pertama libur semester ganjil. Sebelumnya aku mengikuti penilaian akhir semester di kelas XI. Ini merupakan penilaian atau ulangan pertama di kelas XI sambil menunggu raport dibagikan oleh wali kelasku, aku ingin berencana ingin liburan ke rumah kakekku di desa. Akan tetapi karena keadaan saat ini yang tidak bisa bepergian ke tempat kakek akhirnya aku hanya bisa liburan di rumah.


Hari ini aku masih bingung apa yang ingin aku lakukan untuk mengisi liburan kali ini. Dan posisi saat ini masih mager. Aku coba bergerak sedikit menuju tempat meja belajar untuk melihat pesan-pesan yang belum di baca di handphoneku.


Sambil membuka aplikasi pesan whatsapp di aku membuka komputerku yang jadul. Kali ini pesan yang masuk hanya dari temanku Edi yang menanyaiku liburan ini mau mengerjakan apa. Yah dengan simpel aku jawab belum ada dan masih berada di kamar malas-malasan.


Edi merupakan teman baikku yang selalu menolong jika ada kesusahan. Dia merupakan teman yang cocok denganku yang tidak suka main game. Alasan kami hanya sederhana yaitu tidak ingin membuang waktu sia lebih digunakan yang lebih bermanfaat lagi.


Tiba-tiba Edi mengirimiku pesan kita jalan-jalan ke kebun kecil milik orang tuanya yang tidak jauh dari rumah. Tanpa pikir panjang akunpun langsung mengiyakan ajakannya karena aku tahu bahwa rumah orangtua Edi tidak jauh dari rumahku hanya berjarak 2 kilometer.


Kemudian langsung aku bersiap-siap untuk berangkat dan pamit dengan kedua orangtua. Aku pergi menggunakan sepeda motor butut kesayangan karena maklum kami hanya dari kalangan keluarga sederhana.


Dan akhirnya akupun sampai kke rumah temanku dan Edi sudah berada di teras rumah menunggu sambil makan pisang goreng. Akunpun dipersilakan duduk di kursi yang sudah disiapkan.

“Min, nih ada pisang goreng masih hangat ayo dimakan dulu baru nanti kita ke kebun ayahku”. Kata Edi kepadaku.


“pasti ini buatan ibumu ya Ed”. Tanyaku.

“ya iyalah, masa mamamu”. Jawab Edi sambil tersenyum kepadaku.

“ o iya min, gini Aku mau mengajakmu ke kebun ayahku mau belajar berkebun, sambil mengisi liburan lah daripada gak ada kegiatan lebih baik belajar berkebun” jelas Edi.


“emang ayahmu sedang berkebun apa Ed” tanyaku.


“Rencananya ayahku mau berkebun cabe rawit. Tahu gak harga cabe rawit mahal dan lumayan jika kita bisa jual” jelas Edi lagi kepadaku.


“wah bagus itu, Aku pengen nih belajar berkebun kebetulan ada halaman kecil di belakang rumahku”. Tegasku kepada Edi.


Dan tidak berapa lama kami berdua langsung menuju ke kebun ayah Edi. Kami hanya jalan kaki menuju kebun cabe rawit ayahnya. Dan akupun dibuat takjub oleh kebun ayahnya Edi. Walaupun kebunnya tidak luas akan tetapi tanaman cabe ayahnya sangat subur dan hijau.


Ayah Edi tertanya tidak serentak menanam cabe, ada yang masih disemai, ada yang masih berupa bibit, ada yang sedang berbunga dan ada yang cabenya sudah hampir matang dan siap panen.


Dalam hatiku aku tergiur dengan kebun ayah Edi yang sangat subur. Ini merupakan peluang bagiku untuk maju dan ingin mencari penghasilan tambahan untukku dan membantu orangtuku.


Setelah pulang dari rumah Edi, akupun langsung mengutarakan niatku kepada orangtuaku dan tidak pikir panjang orangtuaku langsung menyetujui asal sekolahku tidak terganggu dengan kegiatan berkebun.


Sedikit demi sedikit akupun membersihkan halaman di belakang rumahku dan dalam waktu dua hari halaman belakang sudah bersih dan siap digunakan untuk berkebun.


Akupun tidak lepas dari belajar cara berkebun dengan ayahnya Edi dan langsung memberikanku bibit cabe yang siap tanam. Betapa senangnya hatiku diberikan bibit cabe secara gratis.


Aku rawat dan pelihara kebun cabeku sesuai petunjuk dari ayah Edi. Dan tidak lupa aku juga harus sekolah karena liburan sudah selesai.


Dan tibalah saat tanaman cabeku siap panen. Aku merawat dan memelihara tanaman cabeku selama empat bulan. Aku senang sekali karena usaha yang aku tekuni saat ini berbuah hasil yang tidak kusangka-sangka.


Dan paling menggembirakan lagi buah cabeku sudah ada yang pesan dengan harga yang menurutku sangat bagus yaitu 100.000/kg.

Baca Juga Cerpen Lainnya di www.papan-tulis.com

Reactions

Post a Comment

0 Comments